Diduga Tak Dikelola Dengan Baik, Gilingan Padi Sumber Dana PEN Dipertanyakan

342

RELATIF.ID, GORONTALO____Penggilingan padi moderen atau rice milling unit (RMU) di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo diduga tidak terkelola dengan baik.

Dari hasil informasi awak media dilapangan, bahwa bangunan tersebut diperuntukan bagi petani di Kelurahan Kayumerah dan pelaksana pekerjaan tersebut adalah Poktan Tekad Makmur Kelurahan Kayu Merah yang teralokasikan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan biaya Rp 180 Juta.

Bangunan Gilingan Padi yang diduga tidak dikelola dengan baik.

Ketua kelompok tani tekad makmur, Piter Ahmad (51) ketika ditemui oleh sejumlah awak media membenarkan bahwa bangunan tersebut adalah gudang atau gilingan padi moderen yang diperuntukan bagi para petani yang ada di lokasi tersebut.

“Iya benar pak itu gilingan padi dan hasilnya akan keluar beras premium tetapi kami selaku kelompok tani belum menggunakan mesin tersebut disebabkan masih ada pembicaraan antara pemilik lahan dan salah satu penanggung jawab pekerjaan yang sampai hari ini belum diselesaikan,” jelasnya.

Lebih lanjut Piter Ahmad mengatakan bahwa dirinya disini sebagai ketua kelompok tani tekad makmur serta anggota kelompok lainya tidak dilibatkan dalam proses pekerjaan dan yang lebih bertanggung jawab disini menurutnya yaitu Mulad Henga.

“Awal ceritanya bendahara kelompok tani didatangi salah satu temannya, dia bilang ada program dari pusat gilingan padi yang bagus, anggarannya dari pusat dan syaratnya harus punya lokasi atau tanah tetapi bendahara tidak punya lokasi dan bendahara ketemu dengan sekertaris kebetulan dia punya gilingan dan tanah yang luas, disetujuilah dilokasi milik sekertaris kelompok,” Ungkapnya.

Selanjutnya, kata Piter segala persyaratan berkas dipenuhi serta dimulailah pekerjaan gedung tersebut. Tetapi kami sebagai kelompok tidak tau bahwa anggaran ini bagaimana.

“Berarti kelompok kami ini cuma dipakai oleh Pak Mulad, saya tiga kali dan bendahara dua kali diajak ke Bank BNI depan SMA 1 Limboto, sampai disana cuma dia suru tandatangan pencairan uang, habis itu dia (Mulad Henga,read) suru pulang biar nanti dia yang mo tunggu uang keluar dan buku rekening saja tidak ada sama bendahara, setau saya pencairan pertama Rp 100 juta, ke dua Rp 50 juta yang terakhir sisanya Rp 30 juta, uang saja saya tidak pernah lihat,” Paparnya.

Sementara itu, Bendahara kelompok tani Roni Zakaria (53) turut membenarkan hal tersebut, dirinya juga menambahkan bahwa penanggung jawab pekerjaan tersebut ada pembicaraan yang belum diselesaiakan hingga hari ini.

“Setau saya pak, awal pekerjaan sampai dengan sudah selesai Pak Mulad meminjam material pembanguan kepada pemilik lokasi. Mulai dari pasir, kerikil, semen dan lain-lain dan pada saat pencairan di Bank, pak Mulad tidak pernah menyelesaiakan pinjaman tersebut saya juga tidak tau uang nya kemana,” Kata Roni.

Terakhir dirinya membenarkan bahwa hingga hari ini belum ada aktifitas dari penggilingan padi tersebut.

“Setelah pengresmian awal tahun 2022 sampai dengan hari ini tidak ada aktifitas, disini ini ada dua gilingan padi dan pak Mulad sering datang setiap ada aktifitas di gilingan yang satu ini. Dia datang cuman ba foto-foto yang kami takutkan foto ini dilaporkan bahwa ada aktifitas di mesin penggilingan padi yang dibangun menggunakan anggran APBN,” tandasnya.

Sementara itu Mulad Henga ketika dihubungi melalui sambungan telfon, Rabu (21/09/2022) tidak berkomentar banyak.
“Eee aduh hari ini saya masih ada itu, besok (Kamis,read) torang baku dapa waa, boleh besok pagi jam 10 pa saya pe tampa boleh,” singkatnya seperti yang dilansir dari LigoNews.(Win/Relatif.id).

You might also like
Verification: 436f61bca2cedeab