RELATIF.ID, GORONTALO__Puluhan mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam aliansi Ikatan Mahasiswa Pelajar Indonesia Papu dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Puncak gelar unjuk rasa di bawah Pakaya Tower Limboto, Jum’at (15/07/2022).
Dalam orasinya, masa aksi menolak Daerah Otonomi Baru (DOB) dan menolak Otsus jilid II bahkan meminta pisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu juga masa aksi meminta pemerintah untuk menghentikan operasi militer di Papua dan selesaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah terjadi.
“Menolak dengan tegas Daerah Otonomi Baru (DOB) di tanah Papua dan Cabut Otsus jilid II, karena apa yang dilakukan di atas tanah Papua tidak ada keadilan. DOB bukanlah solusi untuk pembangunan di tanah Papua.” ujar Hengky Boma selaku koordinator lapangan.
“Alasan kami menolak DOB karena sepihak dan ini sudah kami kaji dan lihat sendiri di tanah Papua, untuk DOB ini ada pro dan kontra paling banyak masyarakat yang kontra karena trauma dengan pelanggaran HAM dari tahun 1991 hingga saat ini”, Tambahnya.
Senada dengan koordinator lapangan, Maldred Onombere yang merupakan juru negosiator mengatakan, jika Pemerintah Indonesia harus mengakui kemerdekaan bangsa Papua yang sebelumnya pernah di deklarasikan.
“Hari ini kami turun karena melakukan history sejarah dan Pemerintah Indonesia harus mengakui kemerdekaan yang sebelumnya pernah terjadi yaitu pada 1 Desember tahun 1961. Kemudian kami meminta Papua referendum karena ini solusi buat orang Papua”, tegas Maldred Onombere.(Hendra/Relatif.id).