RELATIF.ID, GORONTALO__Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI) melalui Subdit Pemberdayaan Masyarakat bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo gelar kegiatan bertajuk “PITUTUR CINTA: Implementasi Ajaran Agama dalam Bingkai NKRI. Rabu (04/06/2025).
Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, akademisi, jurnalis, serta pelajar dari berbagai latar belakang kepercayaan. Yang dipimpin oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, Kolonel (Sus) Dr. Harianto, M.Pd, dengan menghadirkan dua narasumber utama yakni DR. Solahiddin dari BNPT Pusat dan DR. Arfan Nusi dari FKPT Gorontalo.
Adapun yang menjadi Ketua Panitia pelaksana dalam kegiatan ini. Dr H. Dikson T. Yasin.SH.MH selaku Ketua bidang agama FKPT Gorontalo.
Dalam pemaparannya, para narasumber menekankan pentingnya peran pelajar sebagai agen perdamaian dan penjaga harmoni bangsa. Tema besar kegiatan ini adalah menumbuhkan nilai-nilai cinta kasih, toleransi, dan anti-ekstremisme di kalangan generasi muda, khususnya pelajar lintas agama.
Indonesia Adalah Rumah Kita Bersama
Di tanah air yang beraneka warna ini, perbedaan bukanlah jurang pemisah, tetapi jembatan menuju pengertian. Di tangan pelajar-pelajar muda yang sadar akan makna persatuan, masa depan bangsa bisa dibentuk menjadi lebih damai dan inklusif.
Dari Sekolah Menanam Benih Toleransi
Pelajar lintas agama bisa saling mengenal, saling menghargai, dan saling belajar dari satu sama lain. Dialog antariman merupakan perjumpaan yang memperluas empati.
Kolaborasi: Bukan Sekadar Bekerja Sama, Tapi Membangun Harapan
Ketika pelajar lintas agama terlibat dalam proyek bersama, apakah itu kegiatan sosial, gerakan lingkungan, seni, atau diskusi terbuka, mereka sedang menenun harmoni. Kolaborasi adalah bentuk konkret dari cita-cita, bahwa walau berbeda iman, kita bisa bergerak dalam satu tujuan, yaitu kemanusiaan. Kita belajar melihat satu sama lain bukan dari keyakinan, tetapi dari kepedulian.
Menolak Ekstremisme
Di tengah dunia yang rentan terhadap polarisasi dan ujaran kebencian, pelajar punya pilihan. Menjadi benteng perdamaian atau diam dalam ketakutan. Kolaborasi lintas agama adalah tameng terhadap ekstremisme yang menyesatkan. Bersama, pelajar bisa menjadi suara kebaikan yang menolak kekerasan atas nama apapun.
Menjadi Duta Perdamaian di Tengah Keluarga dan Masyarakat
Perjalanan membangun harmoni tidak selesai di sekolah. Ketika pelajar membawa nilai-nilai toleransi ke rumah, ke komunitas, dan ke media sosial, mereka sedang menjadi agen perubahan. Kata-kata mereka bisa menyejukkan, tindakan mereka bisa menular. Indonesia yang inklusif dimulai dari generasi muda yang berani berdiri untuk perdamaian.
Indonesia Masa Depan Ada di Pelajar Masa Kini
Kita tidak sedang menunggu masa depan, kita sedang membangunnya sekarang. Dalam setiap pertemuan lintas iman, dalam setiap aksi bersama.
Berkaitan dengan kegiatan ini, Ketua FKPT Gorontalo, Dr. Funco Tanipu, MA, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen FKPT dalam memperkuat moderasi beragama di kalangan pelajar dan masyarakat luas.
“Melalui program PITUTUR CINTA ini, kita ingin menanamkan bahwa cinta kasih, toleransi, dan semangat kebangsaan harus dibangun sejak dini, khususnya di kalangan generasi muda. Pelajar harus menjadi pelopor perdamaian, bukan hanya di ruang kelas, tetapi juga di ruang digital dan lingkungan sosialnya,” Ujar Dr. Funco.
Kegiatan berlangsung dengan interaktif dan penuh antusias dari para peserta yang terdiri dari unsur. Jurnalis Kampus, Wartawan Media Arus Utama, konten kreator, Pondok Pesantren, MUI,Ormas Keagaaman, Masyarakat Lintas Agama.(Win/Relatif.id).