Anggota Partai Nasdem Mulad Henga Diduga Salahgunakan Program Aspirasi Rachmat Gobel

494

RELATIF.ID, GORONTALO___ Diduga menyalahgunakan anggaran program Kementrian Pertanian (Kementan) untuk pembangun Rice milling unit (RMU), Mulad Henga buka suara. Dirinya mengatakan hanya untuk membantu Kelompok tani.

“Waktu kami membicarakan soal pembangunan RMU, sampai sudah mengambil dana itu di bank, ketua kelompok (piter) sudah meminta bantu ke saya supaya gilingan ini bisa dibangun lebih cepat,” jelas Mulat saat di wawancarai awak media, Rabu (29/09/2022).

Mulad pun menjelaskan, bahwa dirinya tidak masuk dalam Kelompok Tani Tekad Makmur, namun dia hanya anggota Koperasi Garaha Usaha Mandiri.

“Kebetulan karna saya anggota koperasi itu, jadi saya berhubungan dengan mereka sebagai mitra, namun kami pun sudah melakukan sosialisasi ditempat ini karena ini programnya dari kementrian pertanian, Kepala Dinas Rahmat Pomalingo juga hadir pada sosialisasi itu,” Jelasnya lagi.

Namun Mulad membenarkan bahwa uang yang ditarik dari Bank tidak pernah diberikan ke kelompok tani.

“Oh tidak (tidak diberikan, pada petani), karna ketua kelompok tani sudah minta tolong ke saya untuk pembangunan ini,” Bebernya.

Menurutnya, buku tabung dari kelompok tani ada pada dirinya bukan pada kelompok tani

“Iya buku tabungannya ada sama saya, cuma saya tidak bawa sekarang, nanti saya cek dulu di kantor.” Ungkap Mulad.

Paska pemberitaan ini buming, Mulad yang juga anggota partai NasDem sudah menerima telepon dari petinggi partai.

“Iya, kaka roman sudah menelvon saya, ada juga kaka rustam dan kaka budi doku juga, nanti saya akan sampaikan bagaiman kronologinya.” Tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua kelompok tani tekad makmur, Piter Ahmad (51) ketika ditemui oleh media ini membenarkan bahwa Penggilingan tersebut tidak beroperasi.

“Hanya saat peresmian mesin ini digunakan pak, saat itu ada pak rachmat gobel juga menyaksikan. Namun setelah itu tidak pernah digunakan lagi, karena masih ada pembicaraan yang belum selesai,” ujar Piter.

“Yang kami tau gilingan ini milik kami kelompok tani ternyata tidak pak, bahkan kami hanya memegang kunci gudang yang salah,” Tambahnya.

Piter mengaku dari awal sampai dengan saat ini dirinya dan anggota kelompok lainnya tidak pernah dilibatkan pada pembangunan gilingan dengan anggarang sebesar 180 juta tersebut.

“Kelompok kami ini hanya dipakai oleh pak Mulad pak, bahkan buku rekening saja tidak di kami, seingat saya sudah tiga kali kemi pergi ke bank untuk melakukan penarikan dana, namun hanya tanda tangan kami yang diambil setelah itu kami disuru pulang oleh pak mulad. Setau saya pencairan pertama Rp 100 juta, ke dua Rp 50 juta yang terakhir sisanya Rp 30 juta, uang saja saya tidak pernah kami lihat,” Ungkapnya.

Hal tetsebut pun dibenarkan oleh Roni Zakaria (53), selaku Bendahara Kelompok Tani Tekad Makmur. Ia menambahkan dirinya dan teman-teman lainnya tidak mengetahui Rencana Anggaran Belanja (RAB) bangunan tersebut, namun teman mereka hanya mengetahui bahwa seluruh bahan pembangunan diambil dari sekertaris mereka.

“Setau saya pak, awal pekerjaan sampai dengan sudah selesai Pak Mulad meminjam material pembanguan kepada pemilik lokasi. Muali dari pasir, kerikil, semen dan lain-lain dan pada saat pencairan di Bank, pak Mulad tidak pernah menyelesaiakan pinjaman tersebut, saya dan teman-teman lain juga tidak tau uang yang 180 juta ini kemana,” papar Roni.

“Setelah pengresmian awal tahun 2022 sampai dengan hari ini tidak ada aktifitas, disini ini ada dua gilingan padi dan pak Mulad sering datang setiap ada aktifitas di gilingan yang satu ini. Dia datang cuman ba foto-foto yang kami takutkan foto ini dilaporkan bahwa ada aktifitas di mesin penggilingan padi yang dibangun menggunakan anggaran APBN,” Lanjutnya.(Win/Relatif.id).

You might also like
Verification: 436f61bca2cedeab