Direktur PDAM, Manto Rahmola Ungkap Strategi Penanganan Kondisi Perumda Tirta Gerbang Emas Gorontalo Utara

263

RELATIF.ID, GORONTALO UTARA__ Pasca dilantiknya Direktur Perumda Tirta Gerbang Emas Gorontalo Utara (Gorut) yang baru, Manto Rahmola, melahirkan beberapa hal yang menjadi sorotan publik sehingga menjadi begitu menarik untuk diulas.

Pertama dari segi persepektif sumber daya manusia (SDM) yang menggerakan fungsi keberdaan Perumda Tirta Gerbang Emas itu sendiri. Dimana, SDM menjadi elemen terpenting dalam suksesnya melaksanakan pelayanan air bersih bagi masyarakat pelanggan Perumda Tirta Gerbang Emas.

Direktur Perumda Tirta Gerbang Emas Gorut, Manto Rahmola, kepada awak media ini mengungkapkan, rasio pegawai Perumda Tirta Gerbang Emas saat ini sangat baik. Secara kuantitas (jumlah) sangat cukup, namun yang perlu ditingkatkan lagi adalah aspek kualitas SDM nya.

“Pengalaman sudah sangat luar biasa, namun masih perlu ditingkatkan melalui diklat – diklat yaitu, pengetahuan, mengasah skill dan attitude (sikap),” ungkap pria yang akrab disapa Manto itu.

Direktur Perumda Tirta Gerbang Emas Gorontalo Utara, Manto Rahmola.

Manto mengakui, yang paling membanggakan bagi mereka saat ini adalah, pada saat pelantikan dirinya sebagai Direktur yang baru, Bupati Gorut Thariq Modanggu telah menegaskan, jangan dulu ada penambahan jumlah pegawai.

“Hal ini sangat penting, karena kalo berlebihan jumlah pegawai maka sulit bagi saya untuk membuat perusahaan menjadi baik. Dan alhamdulilah sesuai hasil evaluasi kinerja BPKP tahun 2021, terhadap jumlah pegawai dianggap cukup dan belum saatnya perusahaan menambah jumlah pegawai. Perbaiki dulu kualitas pelayanan, perlahan kepercayaan masyarakat meningkat, sehingga jumlah pelanggan bertambah, dan secara otomatis jumlah pegawai juga akan disesuaikan,” ungkap Manto lagi.

Sedangkan dari segi pelayanan menurut Manto, cakupan pelayanan masih rendah. Baru sekitar 21,27%, yang saat ini sedang dirinya maksimalkan, dan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun yang akan datang.

“Tetapi yang prioritas kami optimalkan adalah kualitas air, kuantitas dan kontinuitas air ke pelanggan. Penyelesaian pengaduan alhamdulillah baik, respon kami terhadap pengaduan pelanggan menganut prinsip cepat, mudan dan tepat,” tutur Manto.

Dari segi operasional kata Manto, tingkat kehilangan air masih tinggi. Olehnya, tugas pihaknya di tahun – tahun yang akan datang, adalah bagaimana tingkat kehilangan air harus turun dari presentase yang ada.

“Penertiban sambungan rumah (sebagian belum terdaftar secara resmi) dan identifikasi meter pelanggan yang tidak berjalan normal untuk dilakukan penggantian meter,” kata Manto.

Manto menjelaskan, untuk menjamin pelayanan agar maksimal ke pelanggan, pihaknya telah membentuk tim reaksi cepat dalam mengatasi setiap pengaduan pelanggan, mengatasi kebocoran, dan memastikan tekanan air ke pelanggan agar tetap normal.

“Hal ini dilakukan setiap hari. Kendala yang dihadapi saat ini; secara teknis beberapa wilayah, terutama di Kwandang pipa transmisi yang berasal dari intake (bangunan untuk mengambil air baku), menuju instalasi pengolahan air (IPA) dalam keadaan belum terbenam, dalam hal ini masih berada di permukaan tanah (melewati permukaan sungai),” jelas Manto.

Manto menerangkan, tugasnya dalam menyikapi hal itu, dirinya akan terus berupaya sekuat tenaga untuk dapat meloby anggaran ke balai sungai, agar pipa–pipa tersebut bisa dibenamkan (ditanam) di dalam tanah.

“Ketika air sungai naik (banjir), maka pipa – pipa ini mudah hanyut, putus atau pecah, dan berakibat pada pelayanan air ke pelanggan terganggu. Inilah kendala yang sering terjadi di musim penghujan saat sekarang. Program ini akan kami perjuangkan melalui dinas terkait yaitu balai sungai, karena membutuhkan anggaran miliaran dan yang pasti kas Perusahaan tidak mampu untuk menyelasaikan problem ini,” terang Manto.

Lebih lanjut Manto menerangkan, begitu juga dengan kondisi pipa jaringan distribusi utama (JDU), yang sudah di tengah jalan. Contohnya, pipa yang ada di sepanjang jalan kwandang atau di depan kantor Bupati. Sangat sulit untuk mendeteksi kebocoran pipa, dan saat ditemukan ada kebocoran pipa, sulit juga bagi pihaknya untuk melakukan perbaikan karena harus membongkar aspal jalan.

“Akhirnya, mengganggu aktifitas umum di jalan raya. Hal ini, perlu dilakukan peremajaan pipa distribusi, yang harus bekerjasama dengan instansi terkait di Provinsi. Karena, akan menelan anggaran yang cukup besar. Dan masih banyak lagi kendala teknis lainnya serta non teknis,” Imbuhnya.

Manto menambahkan, kedepan potensi yang dikembangkan pihaknya, yaitu segala hal yang bisa menambah sumber pendapatan di tahun–tahun akan datang. Diantaranya, pengembagan jaringan yang ada di Brigif Tolongio, pengembangan jaringan untuk bisa mensuplay air ke Pelabuhan Anggrek, Pengembangan jaringan Kwandang–Gentuma untuk bisa mendistribusikan air ke PLTU, dan potensi lainnya.

“Yang teramat penting dan yang menjadi sasaran dari semua ini adalah, bagaimana kondisi produksi air tidak terganggu, jaringan pipa dalam kondisi baik, agar pelayanan air ke pelanggan lancar dengan jaminan produksi air dalam jumlah yang banyak, kualitas bersih, aman di konsumsi dan tidak ada lagi keluhan air macet. Karena, jika pelayanan optimal maka dipastikan tingkat kesadaran pelanggan membayar rekening air akan meningkat pula,” Tuturnya.(Win/Relatif.id).

You might also like
Verification: 436f61bca2cedeab