RELATI.ID, GORONTALO_Koperasi Pertanian hadir di Kabupaten Gorontalo untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peran tersebut sangat penting dalam meliputi pasokan input yang dibutuhkan seperti benih, pupuk, prosesing, dan pemasaran hasil.
Kabupaten Gorontalo yang mayoritas penduduknya adalah petani, ini merupakan peluang besar bagi koperasi tani untuk menjadikan petani bukan saja sebagai objek tetapi juga sebagai subjek atau mitra koperasi untuk mensejahterakan petani ataupun anggota koperasi.
Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo menjelaskan koperasi Tani Nusantara Mandiri adalah badan hukum ekonomi rakyat yang berada dibawah naungan DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Gorontalo.
Menurutnya, dari peluang yang ada dan dengan memanfaatkan sumber daya alam di Kabupaten Gorontalo berupa potensi lahan sawah yang kurang lebih dari 13.700 hektar dan lahan kering kurang lebih 65.000 hektar, maka kebutuhan akan benih dan Saprodi sangat vital.
“Dengan memberikan kemudahan permodalan bagi para petani melalui koperasi tani berupa bagi hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengumpul (tengkulak),” jelas Nelson Pomalingo saat launching ” Koperasi Tani Nusantara Mandiri”, Senin (15/04/2024).
Lebih lanjut, Nelson menerangkan, dengan adanya Koperasi Tani Nusantara Mandiri, petani di Gorontalo dapat bergabung. Dengan begitu, hal ini dapat memudahkan mereka mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perantara koperasi tani sebagai mitra penjamin bagi anggota koperasi, sebab yang menjadi hambatan petani mengakses KUR selama ini adalah BI checking.
“Kalau petani sudah punya modal maka untuk mengakses pupuk, apalagi dibantu dengan benih dan Saprodi lainnya akan membuat mereka semangat berproduksi,” terang Nelson.
Selain itu, Ia mengungkapkan, Koperasi Tani Nusantara Mandiri menjalin kerjasama dengan Masyarakat Agribisnis Indonesia (MAI), yang dipimpin oleh Ir. Fadel Muhammad dan Dewan Jagung Nasional.
“Kolaborasi ini akan menjadikan petani makin mandiri dan berimplikasi pada kemandirian pangan,” pungkasnya.
Pewarta: Beju