RELATIF.ID, GORONTALO___Dalam rangka menyambut Kapolda Gorontalo yang baru, Irjen. Pol. Helmy Santika puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo gelar unjuk rasa, Selasa (28/06/2022).
Aksi yang berlangsung di depan Kantor Polda Gorontalo siang tadi itu, diantaranya menyuarakan tuntutan aktivitas tambang ilegal di Kabupaten Bone Bolango dan Pohuwato, masalah investasi bodong FX Family yang menyeret sejumlah anggota Polri, dan kasus dugaan korupsi Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kabupaten Pohuwato.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Sultan Amai Gorontalo, Glendi Husain, dalam orasinya sangat menyangkan kinerja Kapolda Gorontalo sebelumnya. Karena dinilai gagal dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan yang terjadi di Gorontalo.
“Jangan sampai bapak Kapolda yang baru hadir di Provinsi Gorontalo hanya ingin menikmati hasil kekayaan sumber daya alam yang ada di Provinsi Gorontalo.” Ucap Glendi di hadapan masa aksi, dan sejumlah aparat Kepolisian yang berjaga-jaga.
Dirinya juga mengingatkan kepada Kapolda Gorontalo baru untuk tidak sama dengan Kapolda lama, yang dinilai bersenang-senang di Provinsi Gorontalo, tanpa memikirkan pangkat dan jabatan yang dipercayakan masyarakat Gorontalo terhadapnya.
“Kami ingatkan bapak Kapolda ditugaskan di Provinsi Gorontalo bukan untuk bersenang-senang, akan tetapi menyelesaikan berbagai macam persolan yang ada di Provinsi Gorontalo bapak ibu sekalian. Apabila dalam jangka 100 hari tidak bisa menyelesaikan persoalan, maka kami akan datang dengan jumlah yang banyak”,ujar Glendi.
Ditempat yang sama, Ketua Senat IAIN Sultan Amai Gorontalo, Farhan Mahmud merasa kecewa atas indeks prestasi yang dimiliki Kapolda sebelumnya, dimana dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dinilai lamban.
“Aksi yang kami lakukan pada siang hari ini merupakan kekecewaan kami kepada Kapolda yang kemarin (Akhmad Wiyagus_red), yang tidak dapat menuntaskan berbagai macam permasalahan yang terjadi di masyarakat bapak ibu sekalian. Hidup Mahasiswa, hidup Mahasiswa, hidup Rakyat”, Ungkapnya.
Tak mau kalah dengan dua orator pria sebelumnya, Fauzia Gani Bonde yang merupakan Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Sultan Amai Gorontalo, pun menyuarakan bentuk kekecewaannya kepada pihak Polda Gorontalo. Karena dinilai gagal dalam menuntaskan persoalan di kalangan masyarakat Gorontalo.
“Kami atas nama Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo datang ke sini bukan untuk gagah-gagahan, akan tetapi Gorontalo saat ini tidak sedang baik-baik saja. Karena berbagai macam persoalan di masyarakat tidak dapat diselesaikan oleh bapak Kapolda yang lama, sehingganya melalui aksi pada siang hari ini, kami meminta bapak Kapolda Gorontalo yang baru agar dapat menyelesaikan berbagai macam tuntutan kami.” Tegas Fauzia.
Sementara itu saat menerima masa aksi, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Gorontalo, AKBP Sahrul, SH, yang mewakili Kapolda mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh sejumlah masa aksi.
“Insya Allah kami selaku penegak hukum tentunya berkewajiban untuk memberikan kepastian hukum kepada masyarakat terkait dengan itu, namum demikian dalam proses kasus pertambangan (Ilegal_red) dan Forex tentu tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan perlu proses yang panjang, karena banyak pihak-pihak terlibat yang harus diperiksa.” kata AKBP Sahrul.(Win/Relatif.id).