RELATIF.ID, GORONTALO – Tercatat kasus leptospirosis di Kabupaten Gorontalo mencapai 20 kasus, 2 orang dilaporkan meninggal dunia.
Hal itu dibeberakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Ismail Akase, yang menjelaskan 20 kasus leptospirosis di Kabupaten Gorontalo terdiri dari 3 kriteria, yaitu suspek sebanyak 16 kasus, probable 3 kasus dan konfirmasi 1 kasus.
“2 orang yang meninggal dunia akibat leptospirosis merupakan warga Desa Upomela, Kecamatan Bongomeme dan Desa Lauwonu, Kecamatan Tilango,” ujar Ismail Akase, Jum’at (16/08/2024).
Ismail mengatakan, leptospirosis rata-rata ditemukan diarea genangan air atau di wilayah yang terdampak banjir. Dan penyebaran penyakit tersebut, melalui air seni tikus yang tercampur dengan genangan air atau banjir.
“Penyebarannya leptospirosis melalui genangan air yang terkena air seni tikus, sehingga sangat mudah terinfeksi bagi orang-orang yang memiliki luka di bagian kaki jika melewati genangan air tersebut,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, gejala awal dari leptospirosis ini seperti mengalami demam tinggi, sakit kepala, diare, mata merah, nyeri otot, nyeri perut, mual dan muntah.
Oleh sebab itu, Kepala Dinas Kesehatan itu menghimbau kepada masyarakat untuk waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Ia juga mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi terkait leptospirosis kepada masyarakat.
“Tak lupa pula, kami menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu booth saat beraktivitas di genangan air. Dan saat ini kami juga tengah berupaya mensosialisasikan leptospirosis ini kepada masyarakat” tukasnya.
Pewarta: Beju