RELATIF.ID, GORONTALO___Sebagai warga masyarakat Indonesia tentu memiliki hak untuk memberikan pandangan serta tanggapan terhadap isi dan juga rancangan terkait sistem berkehidupan di Indonesia.
Hak dan kewajiban sebagai rakyat Indonesia tertuang dalam UUD 1945, sebagai contoh pasal yang menjelaskan tentang hak yaitu pasal 28E ayat (3) UUD yakni setiap warga negara berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Namun beda halnya dengan pasal yang sementara berhembus ke ruang publik dan menuai pro dan kontra yaitu Rancangan Pasal penghinaan terhadap penguasa (presiden dan wakil presiden).
menurut masyarakat umum sangat berpotensi penguasa anti kritik dan juga membatasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapat.
Begitu juga dengan aplikasi My pertamina dan juga larangan sendal jepit bagi pengendara roda 2 merupakan produk dari kabinet kerja penguasa, lantas bagaimana caranya masyarakat melakukan protes jika kebebasan menyampaikan pendapat di batasi.
Khsusus nya masyarakat yang berprofesi sebagai Driver Online (pengemudi ojek online) merupakan sasaran rancangan yang lagi menuai pro kontra tersebut.
Driver online beroperasi sehari-hari menggunakan kenderaan tentu memerlukan bahan bakar minyak BBM dan jika saat cuaca hujan para driver online menggunakan sendal jepit karena sangat tidak mungkin menggunakan sepatu di saat cuaca hujan, dan juga di SPBU terdapat larangan menghidupkan Handphone.
“Saya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Driver Online Provinsi Gorontalo berharap penguasa untuk bisa mengkaji lebih dalam lagi sebelum menerapkan sistem berkehidupan di tanah Indonesia ini.” ujar Fahrizul Tias Hasan saat di wawancarai tim Relatif.id, Senin (04/07/2022).
Dirinya memberikan motivasi pada seluruh driver online dan pengguna jasa transportasi dengan harapan Pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil.
“Teruntuk warga masyarakat khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai driver online teruslah melayani para pengguna jasa transportasi dengan maksimal, semoga negara kita kedepannya akan baik-baik saja. Ingat..! Keluarga sedang menunggu kita di rumah”. Ungkap Fahrizul.(Ay/Relatif.id).