RELATIF.ID, GORONTALO___Mantan Walikota Gorontalo, Adhan Dambea buka kembali tabir dugaan penghinaan terhadap dirinya melalui sebaran majalah pada tahun 2013 yang berjudul ‘Delik Catat di Balik Kekuasaan’.
Dirinya menyebutkan walaupun sudah melupakan kejadian yang sempat mencoreng namanya saat mencalonkan diri maju sebagai Walikota Gorontalo bahkan sampai berakhir pencoretan pasangan DAI pada waktu itu.
Namun, ketika menjadi saksi di persidangan perkara perdata antara penggugat, Rusli Habibie dan tergugat Rustam Hs. Akili di Pengadilan Negeri Limboto, Kamis (30/12/2021) kemarin, luka kezoliman atas dirinya itu terkuak.
“Sebenarnya kejadian tanggal 24 Maret 2013 ini sudah saya lupakan. Namun saja ahkir-akhir ini kian marak terjadi lagi penzaliman terhadap diri saya. Sebagai seorang politik, itu merupakan hal yang biasa. Karena saya berprinsip bahwa seorang politisi itu kaki kanan di penjara, dan kaki kiri ada di lubang kubur. Semangat saya untuk melawan balik seperti semangat ketika saya 20 tahun lalu. Dan ini akan saya lawan hingga tetes darah penghabisan,” ujar Adhan di kantornya Yayasan AD Center, Jumat (31/12/2021).
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo ini, bahkan sampai menitik air mata mengungkap betapa mahalnya ongkos untuk membunuh karir politiknya, dan menguraikan, kekejaman yang dimaksudnya adalah penyebaran ribuan majalah yang berisi fitnah buruk kala pesta politik, Pilwako tahun 2013 silam, yang berbuntut tercoretnya dia dari kontestan si Pilwako Gorontalo 2013 silam.
“Tepatnya tanggal 24 Maret 2013 pada tahun itu Terakhir kampanye pilwako 2013 majalah itu disebarkan dan Saya di coret pada tanggal 27 Maret,”Jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPRD Kota Gorontalo ini memaparkan, bahwa majalah tersebut tidak memberikan pengaruh di masyarakat. Sebab kata dia, meski sudah tercoret, namun saja namanya masih unggul 4000 suara saat pencoblosan tanggal 28 Maret.
“Majalah tersebut itu tidak berpengaruh terhadap elektabilitas saya pada waktu Pilwako 2013 dan saya masih unggul 4000 suara saat pencoblosan tanggal 28 Maret, dan atas kezaliman itu saya akan melaporkan saudara inisial GL pada Senin 3 Januari 2022, karena dirinya yang menjadi otak dari penyebaran majalah itu”, ungkap Adhan.
Ditanyakan mengenai apakah laporannya itu sudah mempunyai bukti yang kuat dirinya menyampaikan, tidak mungkin seorang Adhan melaporkan tanpa ada saksi dan bukti.
“Mana mungkin seorang Adhan melaporkan tanpa ada bukti dan saksi yang kuat, nanti kita lihat. Saya juga pernah menulis di kolom Facebook bahwa betapa besarnya biaya untuk membunuh karir politik saya sejak tahun 2012,” Tutupnya.(Win/Relatif.id)