RELATIF.ID, GORONTALO___Bupati Kabupaten Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo Kick Off Vaksinasi Covid-19 dosis Boster ke-2 bagi tenaga kesehatan Kabupaten Gorontalo, Senin (01/08/2022).
Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti instruksi Presiden Republik Indonesia dan ketentuan Menteri Kesehatan RI.
Lewat arahannya, Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mengatakan, jika kesehatan rohani maupun jasmani itu penting bagi kehidupan.
“Olehnya kesehatan ini sangat penting untuk terus dikembangkan, saya harap yang sehat bukan hanya kita saja tapi seluruh masyarakat Kabupaten Gorontalo”,ujar Nelson Pomalingo.
Bupati dua periode ini berharap, Dinas Kesehatan dan seluruh jajarannya ditingkat Rumah Sakit dan Puskesmas menjadi pelopor di bidang kesehatan.
“Apa yang kita canangkan hari ini menjadi contoh dan pelopor bagi kesehatan termasuk juga kesehatan lingkungan karena kita saat ini telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Olehnya ini harus benar-benar dilakukan”,harap Nelson.
Sementara itu, PLT Kadis Kesehatan, dr. Andy K. Naue menjelaskan, untuk seluruh tenaga kesehatan yang sudah 6 bulan vaksin Boster 1 wajib mengikuti vaksinasi Boster k-2.
“Hari ini kita canangkan vaksinasi Boster ke-2 bagi tenaga kesehatan dengan jumlah kurang lebih 250 orang yang terdeteksi bisa mengikutinya. Nanti akan dilanjutkan oleh Puskesmas dan sentra-sentra kesehatan lainnya”, jelas dr. Andy saat di wawancarai awak media.
“Awal ini bagi seluruh Nakes nanti selanjutnya menunggu instruksi presiden dan kementerian kesehatan vaksinasi ke masyarakat umum, pertangal 31 Juli 2022 untuk dosis 1 sudah 94 persen lebih, dosis 2 sudah 67 persen dan dosis 3 masih rendah baru 14 persen lebih sehingga ini yang akan kami genjot”, Tambahnya.
Menurutnya, jika sudah vaksinasi Boster pertahanan kekebalan tubuh makin besar terhadap masyarakat, ini dibuktikan dengan setelah dilakukan Vaksinasi dari dosis 1 hingga saat ini jumlah penularan covid-19 melandai.
“Sekarang turun karena rata-rata sudah 60 persen yang dosis 2 jadi kalau semakin besar dosis 3 maka bisa jadi kita tidak pernah ada kasus lagi, walaupun sempat ada terkonfirmasi namun bisa diatasi”,papar dr. Andy K. Naue.(Ay/Relatif.id).
