RELATIF.ID, GORONTALO – Pelaksana tugas (Plt) Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo, Windarto Bahua, menyampaikan beberapa poin penting dalam pelaksanaan debat kedua antar pasangan calon bupati dan wakil bupati Gorontalo tahun 2024, bertempat di gedung Misfalah, Kecamatan Limboto, Rabu (13/11/1024).
Debat yang difasilitasi oleh KPU ini bertujuan untuk mempertajam dan memperdalam visi, misi, serta program kerja dari masing-masing pasangan calon tersebut.
“Debat ini merupakan bagian dari kampanye yang difasilitasi oleh KPU, yang bertujuan untuk mempertajam dan mendalami visi, misi, dan program masing-masing pasangan calon,” ujar Windarto di awal sambutannya.
Lebih lanjut, ia berharap pasangan calon bupati dan wakil bupati dapat memanfaatkan kesempatan debat kedua ini untuk kembali menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka dengan tujuan meyakinkan para pemilih.
“Olehnya, kami berharap di debat kedua ini pasangan calon bupati dan wakil bupati dapat menggunakan kesempatan kembali untuk menyampaikan dan menyebarkan visi, misi, dan program kerja untuk lebih meyakinkan pemilih,” tambahnya.
Windarto juga mengajak masyarakat Gorontalo, khususnya para pemilih, untuk menyaksikan secara langsung pemaparan visi, misi, dan program dari masing-masing pasangan calon melalui saluran resmi yang telah disediakan oleh KPU.
“Kami mengajak kepada pemilih di manapun berada untuk menyaksikan visi, misi, serta program pasangan calon melalui saluran yang telah kami sediakan,” ujar Windarto.
Dalam penutup sambutannya, Windarto menegaskan pentingnya menjadikan debat ini sebagai ajang adu ide dan pemikiran yang inovatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan di daerah.
Ia berharap, visi dan program yang dipaparkan mampu memajukan daerah, menyerasikan pembangunan di Kabupaten Gorontalo dengan provinsi dan nasional, serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan semangat kebangsaan.
“Kami juga sangat berharap bahwa pelaksanaan debat pada malam hari ini menjadi ajang dalam beradu ide dan pemikiran yang inovatif dalam menuntaskan segala permasalahan di daerah, serta menjadi bentuk pendidikan politik bagi masyarakat untuk mewujudkan pilkada yang demokratis,” tutupnya.
Penulis: Beju