RELATIF.ID, KABUPATEN GORONTALO__ Bunda PAUD Kabupaten Gorontalo (Kabgor), Dr. Fory Naway, mengikuti peluncuran Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Imtegratif (PAUD HI).
Kegiatan berlangsung secara daring dihadiri Lintas Menteri, Kamis (24/06/2021)
Di temui usai kegiatan, Fory mengatakan RAN PAUD HI ini sudah menjadi komitmen besama, maka kita harus benar-benar memastikan setiap anak mendapatkan haknya meliputi kesehatan, pendidikan, perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan anak usia dini.
Dirinya juga memaparkan, apapun yang menjadi arahan dari pusat aturannya, baik itu untuk bagaimna mengatur PAUD terintegrasi harus disukseskan dan di lakukan semata-mata untuk anak -anak usia dini menjadi perhatin utama.
“Salah satu unggulan untuk mendorong SDM dari usai keemasan adalah PAUD. Sehingganya, oleh beberapa Menteri, tadi menyampaikan, bahwa usia emasnya itu didikannya dari dia janin sampai lahir,” papar Fory
“Dan kita melihat potensi anak sejauh mana dan itu yang kita ikuti sampai air mengalir, Tidak ada tekanan kepada mereka untuk belajar karena Konsep Kemendikbud, bagaimana merdeka belajar itu memberi ruang leluasa anak-anak untuk bisa berelaborasi, berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk orang tua dan guru,” lanjut Fory
“Nah, ini guru mendesain, mata pelajaran itu sesuai anak usia dini. Karakter anak ini memang benar-benar masih butuh bermain sambil belajr. Belajar dan bermain. Tidak menekan harus dia belajar total, tapi dia lebih pada belajar tapi permainan,” Ungkap Fory Naway.
Dosen disalah satu universitas ternama di Gorontalo itu menambahkan, belajar mengenalkan warna,mengenlkan huruf sambal mencintai mereka belajar itu dengan kondisi dan situasi yang dibentuk dari perkembangan usia.
Pada prinsipnya, pada program RAN PAUD HI, pemenuhan Kesehatan anak,pemenuhan vitaminnya, ruang untuk posyandunya. Integrasi disini, itu harus lintas sector termasuk Bappeda bagaimana merencanakan PAUD-PAUD itu untuk bagaimana bisa direspon bidang-bidang di dikbud.
“Ada juga unsur Kesehatan, dinas pemberdayaan perempuan dan anak sebagai pemenuhan k kebutuhan yang layak untuk dilayani dari sisi perlindungannya,pengasuhannya. Pola asuh itu ada dibidang P3A,” Bebernya.
Kemudian, untuk perencanaa peran dukcapil, juga melihat usia kelahiran, usia kematian karena data itu dibutuhkan dan terpenuhi untuk direkrut lintas sector. Sehingga kelihatan jumlah anak masih berapa usia kecil hingga usia sekolah tingkat jenjang SD dan sterusnya.
“Termasuk dikbud bagaimana anak diwujudkan dalam merdeka belajar termasuk membentuk sauna tugas masing-masing bidang termasuk paud itu sendiri,” jelasnya
Program RAN PAUD HI ini kata dia lagi, baru dilauncing, karena itu perlu sekali untuk disosialisasi keakar rumput. Karena muaranya kepada seluruh stoke holder baik orang tua yang mempuayai anak, harus edukasi dari keluarga. “ Intinya, aksi ini bukan pekerjaaan satu dinas namun ini terintegrasi terkait program-program paud yng dibuat,” tutup Fory Naway. (Win/Relatif.id)